Kanker usus besar atau yang sering disebut sebagai kolorektal adalah jenis kanker yang terjadi pada usus besar (kolon) atau rektum, bagian terakhir dari saluran pencernaan. Kanker ini merupakan salah satu kanker yang paling umum di dunia dan dapat mempengaruhi siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas. Di Indonesia, kanker usus besar juga menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker.
Kanker usus besar berkembang ketika sel-sel di dalam usus besar atau rektum tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, membentuk massa atau tumor. Seiring waktu, tumor ini bisa berkembang menjadi lebih besar dan menyebar ke bagian tubuh lainnya (metastasis), yang membuat pengobatannya semakin sulit. Meskipun kanker usus besar dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, deteksi dini dan perubahan gaya hidup yang sehat dapat membantu dalam pencegahan dan pengobatannya.
Penyebab Kanker Usus Besar
Penyebab pasti kanker usus besar belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kanker ini. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat genetik, lingkungan, atau gaya hidup. Berikut adalah beberapa penyebab dan faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker usus besar:
1. Faktor Genetik
- Riwayat keluarga: Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar, terutama jika ada lebih dari satu anggota keluarga yang terdiagnosis, maka risiko terkena kanker ini akan meningkat.
- Penyakit genetik tertentu: Beberapa sindrom genetik, seperti poliposis kolorektal keluarga (FAP) dan sindrom Lynch (kanker usus besar turunan), dapat menyebabkan seseorang berisiko tinggi mengembangkan kanker usus besar pada usia yang lebih muda.
2. Usia
- Risiko kanker usus besar meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus kanker usus besar terjadi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas. Namun, belakangan ini ada kecenderungan peningkatan kasus pada usia yang lebih muda.
3. Diet dan Gaya Hidup
- Diet tinggi lemak dan rendah serat: Konsumsi makanan yang kaya lemak, daging merah, dan makanan olahan, serta kurangnya konsumsi serat (seperti dari sayuran, buah, dan biji-bijian), dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
- Kelebihan berat badan (obesitas): Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, terutama jika lemak tubuh terkonsentrasi di area perut.
- Kurang aktivitas fisik: Gaya hidup yang kurang aktif, dengan sedikit aktivitas fisik, dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Olahraga teratur dapat membantu mengurangi risiko ini.
- Konsumsi alkohol berlebihan: Mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Risiko ini lebih tinggi jika dikombinasikan dengan faktor risiko lainnya, seperti diet yang tidak sehat.
4. Penyakit Radang Usus
- Penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Penyakit-penyakit ini menyebabkan peradangan kronis pada dinding usus, yang dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi kanker.
5. Merokok
- Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya dalam rokok dapat merusak sel-sel dalam tubuh dan meningkatkan peluang terjadinya kanker.
Gejala Kanker Usus Besar
Gejala kanker usus besar bervariasi tergantung pada lokasi dan sejauh mana kanker berkembang. Pada tahap awal, gejala kanker usus besar mungkin tidak terasa atau sangat ringan. Namun, ketika kanker berkembang, gejalanya bisa menjadi lebih jelas. Beberapa gejala yang sering ditemukan pada penderita kanker usus besar antara lain:
1. Perubahan Pola Buang Air Besar (BAB)
- Penderita kanker usus besar mungkin mengalami perubahan pada kebiasaan buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
- Bisa juga terjadi perasaan tidak tuntas saat buang air besar, meskipun sudah selesai.
2. Darah dalam Tinja
- Salah satu gejala yang paling umum adalah adanya darah dalam tinja, yang bisa terlihat sebagai darah merah terang atau tinja berwarna gelap seperti tar (tanda adanya darah yang sudah terurai).
3. Perut Terasa Kembung atau Nyeri
- Penderita kanker usus besar dapat merasa perut kembung, nyeri, atau terasa penuh. Terkadang, rasa sakit ini bisa disertai dengan rasa tidak nyaman setelah makan.
4. Penurunan Berat Badan yang Tidak Dijelaskan
- Penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas sering kali menjadi tanda adanya masalah medis yang serius, termasuk kanker usus besar.
5. Kelelahan atau Lemas
- Rasa lelah yang berlebihan dan kelemahan umum dapat menjadi gejala kanker usus besar, terutama jika dikombinasikan dengan gejala lainnya, seperti darah dalam tinja atau penurunan berat badan.
6. Mual dan Muntah
- Penderita kanker usus besar juga dapat mengalami mual, muntah, atau hilangnya nafsu makan.
Gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan kanker usus besar, tetapi jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Deteksi Dini Kanker Usus Besar
Pendeteksian dini kanker usus besar sangat penting karena jika terdeteksi pada tahap awal, kanker ini memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi. Beberapa metode skrining yang umum digunakan untuk mendeteksi kanker usus besar antara lain:
1. Kolonoskopi
- Kolonoskopi adalah prosedur medis di mana dokter menggunakan tabung fleksibel dengan kamera kecil untuk memeriksa bagian dalam usus besar dan rektum. Selama prosedur ini, dokter juga bisa mengambil sampel jaringan (biopsi) atau mengangkat polip yang mungkin menjadi kanker di kemudian hari.
2. Tes Darah Tinja
- Tes darah tersembunyi dalam tinja (FIT atau gFOBT) digunakan untuk mendeteksi adanya darah dalam tinja, yang bisa menjadi tanda awal kanker usus besar.
3. Sigmoidoskopi
- Mirip dengan kolonoskopi, namun hanya memeriksa bagian akhir usus besar dan rektum. Ini adalah prosedur skrining yang lebih singkat dan minim invasif.
4. Tes Genetik dan Pencitraan
- Pada beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan tes genetik untuk individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar. Selain itu, tes pencitraan seperti CT scan atau MRI bisa dilakukan untuk melihat seberapa luas penyebaran kanker.
Pencegahan Kanker Usus Besar
Meskipun tidak semua kasus kanker usus besar dapat dicegah, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah kanker usus besar:
1. Mengadopsi Pola Makan Sehat
- Makan makanan yang kaya serat (seperti buah, sayuran, dan biji-bijian) dan rendah lemak dapat membantu melindungi dari kanker usus besar. Hindari konsumsi daging merah dan makanan olahan secara berlebihan.
2. Aktivitas Fisik
- Olahraga secara teratur dapat mengurangi risiko kanker usus besar. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga berat badan yang sehat dan memperbaiki fungsi pencernaan.
3. Menjaga Berat Badan Sehat
- Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk kanker usus besar. Menjaga berat badan dalam batas yang sehat melalui diet yang seimbang dan olahraga dapat menurunkan risiko.
4. Menghindari Alkohol dan Merokok
- Membatasi konsumsi alkohol dan berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar, karena kedua kebiasaan ini berkontribusi pada kerusakan sel-sel dalam tubuh.
5. Skrining Rutin
- Melakukan pemeriksaan skrining secara rutin, terutama jika Anda berusia 50 tahun ke atas atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar, sangat penting untuk deteksi dini.
Kesimpulan
Kanker usus besar adalah penyakit serius yang bisa menyebabkan komplikasi fatal jika tidak dideteksi dan diobati sejak dini. Namun, dengan pengobatan yang tepat, deteksi dini melalui skrining, dan perubahan gaya hidup yang sehat, kanker ini dapat dicegah atau dikelola dengan baik. Jika Anda memiliki faktor risiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke